Cecep Setiady adalah salah satu mahasiswa kelas karyawan semester 1 Fakultas Ilmu Komunikasi (FIKOM) di Universitas Bina Sarana Informatika Bandung. Pria kelahiran Purwakarta , 4 Februari 1992 ini biasa di panggil Cecep oleh teman-temannya. Cecep yang merupakan ketua kelas di kelas FIKOM ini merantau untuk berkuliah di Kota Bandung. Di sini Cecep tinggal seorang diri di Cibeunying Hegar no. 2. Walaupun bakat Cecep lebih menonjol di bidang seni lukis, namun ia lebih menyenangi bidang tarik suara seperti menyanyi, meskipun pada kenyataannya kemampuannya kurang mendukung di bidang tersebut.
Cecep adalah orang yang mempunyai karakter Intim yang pada garis besarnya merupakan orang yang pandai bergaul. Pengalaman yang paling buruk sekaligus paling bahagia bagi Cecep yaitu saat dimana Cecep pernah mengalami kebutaan dan akhirnya bisa sembuh dari kebutaan itu.
Ketika Cecep kecil, tepatnya ketika Cecep menginjak kelas 2 Sekolah Dasar, mata sebelah kanannya tertusuk pisau ketika Cecep hendak membenarkan resleting tas miliknya. Hal tersebut membuat orang tua Cecep panic bukan main mengetahui mata Cecep yang sebelah kanan tidak dapat melihat. Cecep yang saat itu belum mengerti apa-apa segera dilarikan ke Rumah Sakit. Dokter yang ada menyarankan agar Cecep segera dioperasi saat itu juga. Karena keterbatasan biaya, akhirnya orang tua Cecep rela menjual perhiasan-perhiasan yang ada untuk membiayai operasi Cecep.
Ketika Cecep kecil, tepatnya ketika Cecep menginjak kelas 2 Sekolah Dasar, mata sebelah kanannya tertusuk pisau ketika Cecep hendak membenarkan resleting tas miliknya. Hal tersebut membuat orang tua Cecep panic bukan main mengetahui mata Cecep yang sebelah kanan tidak dapat melihat. Cecep yang saat itu belum mengerti apa-apa segera dilarikan ke Rumah Sakit. Dokter yang ada menyarankan agar Cecep segera dioperasi saat itu juga. Karena keterbatasan biaya, akhirnya orang tua Cecep rela menjual perhiasan-perhiasan yang ada untuk membiayai operasi Cecep.
Selama masa penyembuhan, Cecep yang notabene masih kecil tidak mematuhi syarat-syarat dari dokter dan akhirnya menyebabkan matanya kanannya juling. Hal tersebut membuat Cecep yang sebelumnya periang berubah menjadi pendiam dan pemurung. Cecep pun sering menjadi bahan olok-olokan teman-teman sekolahnya. Meski begitu, Cecep tetap tegar untuk menjalani hari-harinya.
8 Tahun Cecep hidup dengan mata kanan yang juling. Hingga hari itu tiba dimana ia sedang bermain basket bersama teman-temannya di Sekolah Menengah Pertama. Cecep yan sedang asyik bermain basket tiba-tiba terkena lemparan bola yang menghantam wajahnya dengan keras. Cecep pun menutup wajah nya dan tidak berani membukanya selama 20 menit. Salah satu temannya berkata, “Cep, siapa tau sembuh julingnya kena bola!” namun Cecep tidak menghiraukannya.
Ketika malam harinya, sebelum Cecep tidur ia memang biasa melamun dan menatap atap di kamarnya . Biasanya ketika ia melihat ke suatu objel, objel tersebut selalu mempunyai bayangan. Namun, ketika itu Cecep tidak melihat barang-barang memiliki bayangan. Cecep segera pergi ke kamar mandi dan membasuk mukanya serta menampar-nampar pipinya untuk meyakinkan apakah ia benar-benar bermimpi atau tidak. Pasalnya Cecep sudah sering mengalami mimimpi bahwa ia sembuh dari julingnya. Ketika ia melihat ke kaca, matanya sudah kembali normal seperti 8 tahun silam. Dan kali ini Cecep tidaj bermimpi. Bola basket yang menghantam wajahnya ternyata membawa ternyata membawa berkah bagi kehidupannya. Kesembuhannya membuat kehidupannya kembali ceria dan kembali normal. Kepercayaan dirinya kembali tumbuh dan Cecep sudah mulai berani kembali untuk bersosialisasi lebih luas.
Itulah sepenggal kisah tentang seorang Cecep Setiady. Apa yang terjadi bila hal tersebut terjadi kepada kalian? Dapatkah kalian sekuat cecep ? (Nadia D.)
|