Seringkali skripsi sebagai tugas akhir di masa kuliah di pandang mahasiswa sebagai penghalang yang berat dalam menyelesaikan sebuah studi S1.
Menyusun kerangka berfikir dan mengembangkan ide, melakukan kajian teori dan penelitian menjadi kegiatan yang dipandang sulit bagi para mahasiswa yang akan menyusun skripsi.
Anggapan itulah yang menyebabkan mahasiswa terlambat menyusun, menunda-nunda dan malas mencari sumber inspirasi untuk menentukan ide dalam pembuatan tugas akhir tersebut.
Padahal skripsi merupakan langkah akhir bagi para mahasiswa dalam merampungkan studi mereka.
Hal tersebut juga di tambah dengan alasan mahasiswa yang kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan pembimbing skripsi. Sulit menemui, tidak sepaham dengan dan pembimbing yang sering melakukan revisi dan terkesan merepotkan menjadi salah satu faktor yang menyebabkan mahasiswa semakin malas menyelesaikan skripsinya.
Selain alasan-alasan yang telah dikemukakan di atas, keadaan mahasiswa dan lingkungan disekeliling para akademisi perguruan tinggi tersebut juga sangat mempengaruhi minat mereka dalam melakukan pengerjaan skripsi.
Mereka menganggap skripsi merupakan tugas yang sulit karena sugesti yang telah tertanam dalam mind set dan diri mereka sendiri. Ketika mereka sudah mengatakan pada diri mereka bahwa pengerjaan skripsi merupakan kegiatan yang sulit, maka mereka tidak akan pernah menemukan titik temu untuk memotivasi diri dalam mengerjakan tugas akhir tersebut. Karena selama mereka berfikir dan tersugesti seperti itu, skripsi akan tetap menjadi satu proyek yang sulit bagi mereka.
Ketika sudah memiliki sugesti yang negatif tersebut, pengerjaan skripsi semakin tertunda dengan adanya faktor lingkungan yang menjadikan mahasiswa semakin malas dalam menyelesaikannya. Pada umumnya, kebanyakan mahasiswa lebih senang menghabiskan waktu mereka dengan kegiatan negatif seperti nongkrong, membiacaran hal negatif bersama teman-teman, bermain game, berbelanja dan banyak lagi kegiatan yang tentunya hanya menghabiskan waktu dibandingkan dengan merumuskan ide untuk penyusunan skripsi.
Padahal melalui skripsi lah kalangan mahasiswa dapat mengembangkan tulisan dan pengetahuan mengenai bidang yang mereka pelajari di dunia perkuliahan. Namun pengerjaannya masih dianggap sepele dan menyulitkan.
Sebenarnya, mahasiswa hanya perlu menggali rasa ingin tahu dan mencari sumber pemikiran yang diminati untuk dikembangkan menjadi ide dalam penyusunan skripsi. Selain itu, mereka harus membaca banyak referensi dalam mendukung ide dan minatnya tersebut. Hal tersebut juga harus di dukung dengan mempelajari skripsi-skripsi yang telah rampung, dengan begitu, banyak ilmu yang akan didapatkan oleh mahasiswa. Langkah terakhir yang harus dilalui adalah sering berkonsultasi. Tidak hanya kepada dosen pembimbing, tetapi orang-orang yang dianggap memiliki kemampuan dalam mendukung ide skripsi yang telah di tentukan.
Dengan begitu, selanjutnya mereka tinggal mengembangkan ide yang mereka minati dalam penyusunan skripsi.
Pada saat ini, sebagian besar mahasiswa yang terbukti tersendat-sendat dalam penyusunan skripsinya lebih memilih alternatif dengan melakukan penjiplakan terhadap skripsi yang telah ada hingga membeli skripsi. Hal tersebut membuktikan bahwa mereka membatasi pemikiran dan daya kreatifitas mereka sendiri dalam mengembangkan tulisan mengenai bidang yang telah mereka pelajari di dunia perkuliahan.
Kalangan mahasiswa sepatutnya mulai memotivasi diri dalam mengerjakan skripsi dan pada umumnya dalam mengenam pendidikan mereka di perguruan tinggi. Karena, dengan melatih kemauan dan daya kreativitas menjadi modal awal mereka untuk bersaing di tengah masyarakat.
Skripsi menjadi salah satu bukti bahwa mahasiswa berhasil menguasai bidang yang mereka pelajari dan minati di perguruan tinggi dan dasar bagi mereka untuk menunjukan kemampuan di bidang yang mereka minati di masa yang akan datang.Dea.
|