Hikmah dibalik Hari Qurban


Asih (40) , Seorang janda paruh baya asal Bandung yang setiap harinya bekerja sebagai seorang tukang becak. Dia mempunyai 7 orang anak yang semuanya belum ada yang menikah.
Untungya becak masih menjadi alat transportasi tradisional yang masih cukup diminati oleh warga jadi asih masi bisa memakai kemampuannya untuk mencari sesuap nasi baginya dan k etujuh anaknya , karena praktis dan ekonomis. Walau memang sekarang peminatnya sudah tidak sebanyak dulu, karena sudah terdapat banyak angkutan kota dan kebanyakan orang-orang sudah banyak yang memiliki kendaraan sendiri seperti sepeda motor.
Anak-anak Asih semuanya tidak bersekolah, setiap harinya mereka mengamen, ada yang menjual Koran, menjadi tukang angkut barang di pasar, dan lain lain. itu semua hanya bisa mencukupi kebutuhan hidup mereka secara pas-pasan.
Setiap hari asih hanya bisa memberi makan anak - anaknya dengan nasi dan garam, mereka jarang sekali menikmati makanan yang enak, walaupun itu hanya sebatas lauk pauk biasa. Seringnya mereka makan dengan ditemani garam saja, pantas saja membuat tubuh asih dan anak-anaknya terlihat kurus-kurus.
Tapi dalam satu tahun ada beberapa hari yang mereka selalu tunggu tunggu, dan salah satu hari itu adalah hari Idul Adha/ Idul Qurban . Mereka selalu menanti nanti kehadiran hari tersebut. Apakah alasannya? mereka menunggu hari dimana mereka bisa menikmati daging domba /sapi.
Di hari raya qurban, orang - orang yang mampu dianjurkan untuk melaksanakan qurban dengan domba atau sapi. Dagingnya untuk dibagikan kepada orang lain terutama orang-orang yang tidak mampu (miskin). Sehingga di hari tersebut semua orang merasakan saat saat kebahagiaan dan kebersamaan.
Asih selalu mendapatkan jatah daging kurban dari tetangganya yang berqurban ataupun dari kepala RT yang tiap tahunnya selalu membagikan daging kuban kepada seluruh warganya. Apalagi jika di kampungnya ada seorang dermawan yang baik, dia memberikan seekor sapi yang cukup besar untuk di qurbankan dan dagingnya dibagikan kepada orang-orang kurang mampu.
Asih memang kerap mendapatkan jatah daging yang lebih, karena mungkin sang pemberi dagingpun menyadari bahwa asih memiliki anak yang banyak, sehingga membutuhkan jumlah daging yang sedikit lebih banyak dari keluarga lainnya.
Tetapi kebahagian itu hnya mereka rasakan sesaat, besoknya tidak akan ada lagi daging yang bisa mereka makan. Karna hari idul adha hanya 1 hari. Dan orang orang yang berqurban sudah tidak ada lagi.
 Jadi kalau begitu, hari berbagi kebahagiaan hanya satu hari saja. Padahal Agama senantiasa menyuruh orang-orang yang memiliki harta yang banyak  ataupun memiliki kekuasaan untuk senantiasa berbagi kebahagian setiap waktu.
Idul qurban menjadi salah satu contoh moment berbagi kebahagian, tetapi masih banyak lagi kegiatan lain yang bisa dijadikan berbagi kebahagian dan tidak hanya sehari itu saja. Allah hanya memberikan contoh dengan hari qurban, dimana dihari itu semua orang tidak memandang derajat ataupun harta, semua merasa senang dan bahagia. di balik itu semua , Allah memberikan isyarat agar manusia berfikir alangkah bahagiaya jika orang-orang yang mampu dan memiliki harta yang banyak  senantia berbagi kebahagiannya setiap hari dengan orang lain yang masi kurang mampu.  Itu tidak harus diwujudkan dengan memberikan santunan ataupun makanan gratis setiap harinya. Tapi bisa juga dengan membuka lapangan pekerjaan bagi orang-orang yag tidak mampu, membuat sarana belajar bagi anak-anak jalanan, sehingga moment-moment bahagia bisa mereka rasakan setiap hari.
Jadi, mari kita berbagi kebaikan dan kebahagian dengan sesama, tidak peduli itu kecil ataupun besar. Apabila kita tidak bisa berbagi dengan harta, kita bisa berbagi dengan sumbangsih tenaga kita  ataupun ilmu pengetahuan yang kita miliki.

Template by : Kendhin x-template.blogspot.com